Akulturasi dan Relasi Internakultural


Pengertian Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul pada suatu kelompok manusia dengan kebudayaan-kebudayaan tertentu dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing tersebut diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Sebagai contoh, Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan India dan kebudayaan Indonesia. Demikian juga musik keroncong yang merupakan perpaduan antara musik Portugis dan musik Indonesia.

Pengertian Relasi Internakulturasi
Relasi internakulturasi biasa kita kenal juga dengan istilah komunikasi budaya. Menurut Stewart komunikasi budaya adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu kondisi yang menunjukan adanya perbedaan budaya seperti bahasa, nilai-nilai, adat, kebiasaan. Komunikasi antar budaya menunjuk pada suatu fenomena komunikasi di mana para pesertanya memiliki latar belakang budaya yang berbeda terlibat dalam suatu kontak antara satu dengan lainnya, baik secara langsung atau tidak langsung. Komunikasi antar budaya pertama kali diperkenalkan oleh antropolog Edward Hall.

Akulturasi dan Relasi Internakultural
Berdasarkan dengan pengertian yang sudah dijabarkan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa Akulturasi dan Relasi Internakultural saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Proses akulturasi di dalamnya sangat membutuhkan relasi internakultural. Adanya komunikasi budaya yang tercipta di dalam individu di suatu kelompok atau komunikasi antar kelompok membuat proses akulturasi dalam suatu wilayah dapat berjalan dengan baik demi mencapai kesejahteraan setiap individu yang terdapat di dalamnya. Apabila relasi internakultural dapat terjalin dengan baik, maka seiring berjalannya waktu keberadaan budaya asing dapat diterima secara perlahan di suatu wilayah, tanpa menghilangkan kebudayaan asli dari wilayah tersebut.

Transmisi Budaya dan Biologis Serta awal Perkembangan dan Pengasuhan

Transmisi Budaya adalah Transmisi budaya ialah kegiatan pengiriman atau penyebaran pesan dari generasi yang satu ke generasi yang lain tentang sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sulit diubah.

Contoh-contoh transmisi budaya:
  • Alkuturasi, disini pengertian alkuturasi adalah merupakan proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayan asing itu lambat laun dapat diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnnya kebudayaan itu sendiri.
  • Enkulturasi, yaitu proses penerusan kebudayaan dari generasi yang satu ke generasi berikutnya selama   hidup seseorang individu dimulai dari institusi keluarga terutama tokoh seorang ibu.
  • Sosialisasi, yaitu sosialisasi proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sosialisasi adalah proses pemasyarakatan, yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi anggota.Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Menurut Charles H Cooley konsep diri seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Sesuatu yang kemudian disebut looking-glass self terbentuk melalui tiga tahapan sebagai berikut. 
  • Kita membayangkan bagaimana kita di mata orang lain. Seseorang merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi di kelas dan selalu menang di berbagai lomba.
  • Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai kita. Seseorang membayangkan pandangan orang lain terhadapnya. Ia merasa orang lain selalu memuji dia, selalu percaya pada tindakannya. Perasaan ini bisa muncul dari perlakuan orang terhadap dirinya.
  • Bagaimana perasaan kita sebagai akibat dari penilaian tersebut. Dengan adanya penilaian bahwa sang anak adalah anak yang hebat, timbul perasaan bangga dan penuh percaya diri.
Apakah ada perbedaan enkulturasi dan sosialisasi? M.J.Herskovits berpendapat bahwa perbedaan antar enkulturasi dengan sosialisasi adalah sebagai berikut
  • Enkulturasi adalah suatu proses bagi seorang baik secara sadar maupun tidak sadar, mempelajari seluruh kebudayaan masyarakat. 
  • Sosialisasi adalah suatu proses bagi seorang anak untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku dalam keluarganya. 
Secara singkat perbedaan antara enkulturasi dan sosialisasi adalah dalam enkulturasi seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikirannya dengan lingkungan kebudayaannya, sedangkan sosialisaasi si individu melakukan proses penyesuaian diri dengan lingkungan sosial.

sumber:
http://monaliasakwati.blogspot.com/2011/11/enkulturasi-vs-sosialisasi.html 


Pengertian dan Tujuan Psikologi Lintas Budaya

Psikologi lintas budaya adalah cabang psikologi yang melihat bagaimana faktor-faktor budaya mempengaruhi perilaku manusia, kemudian juga merupakan studi ilmiah tentang perilaku manusia dan proses mental, termasuk variabilitas dan invarian yang terdapat dalam budaya yang beragam. Serta merupakan istilah yang luas untuk scientific studi perilaku manusia dan mental proses antar budaya. Sebuah definisi mengenai budaya dalam konteks psikologi lintas budaya diperlukan guna pemahaman yang sama mengenai apa yang dimaksud budaya dalam psikologi lintas budaya.


Psikologi lintas budaya merupakan kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik, mengenai hubungan-hubungan di antara ubaha psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.

Disini juga terdapat berbagai pengertian menurut para ahli, seperti :

  • Menurut Seggal, Dasen, dan Poortinga (1990) psikologi lintas budaya adalah kajian ilmiah mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk, dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya.
  • Menurut Triandis, Malpass, dan Davidson (1972) psikologi lintas budaya mencakup kajian suatu pokok persoalan yang bersumber dari dua budaya atau lebih, dengan menggunakan metode pengukuran yang ekuivalen, untuk menentukan batas-batas yang dapat menjadi pijakan teori psikologi umum dan jenis modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi universal.
  • Menurut Brislin, Lonner, dan Thorndike, 1973) menyatakan bahwa psikologi lintas budaya ialah kajian empirik mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman, yang dapat membawa ke arah perbedaan perilaku yang dapat diramalkan dan signifikan.
Perbedaan psikologi lintas budaya dengan disiplin ilmu lainnya
  • Perbedaaan psikologi lintas budaya dengan psikologi indigenous, dimana psikologi indigenous mengkaji suatu masalah melalui konteks kultural atau budaya yang dapat memunculkan suatu teori untuk dapat menelaah suatu tradisi dari setiap budaya masyarakat timur sedangkan psikologi lintas budaya mengkaji bagaimana suatu budaya dapat mempengaruhi perilaku manusia dengan melihat berbagai persamaan atau perbedaan dengan lebih global.
  • Perbedaan psikologi lintas budaya dengan Antropologi, dimana antropologi hanya mempelajari budaya masayrakat suatu etnis tertentu saja sedangkan psikologi lintas budaya mempelajarinya secara global atau seluruh budaya yang ada didunia.
  • Perbedaaan psikologi lintas budaya dengan psikologi budaya, dimama psikologi budaya memahami berbagai keragaman budaya yang ada didunia beserta dampak yang ditimbulkan budaya tersebut terhadap kelangsungan masyarakat sosial dalam lingkup budaya tertentu, sedangkan psikologi lintas budaya hanya membahas bagaimana pengaruh budaya tersebut dapat mempengaruhi individu.
sumber: 
3. http://www.sagepub.com/upm-data/47539_ch_11.pdf

Contoh Fenomena Kesehatan Mental Di Masyarakat

Dalam psikologi perkembangan remaja dikenal sedang dalam fase pencarian jati diri yang penuh dengan kesukaran dan persoalan. Fase perkembangan remaja ini berlangsung cukup lama kurang lebih 11 tahun, mulai usia 11-19 tahun pada wanita dan 12-20 tahun pada pria. Fase perkebangan remaja ini dikatakan fase pencarian jati diri yang penuh dengan kesukaran dan persoalan adalah karena dalam fase ini remaja sedang berada di antara dua persimpangan antara dunia anak-anak dan dunia orang-orang dewasa.

Kesulitan dan persoalan yang muncul pada fase remaja ini bukan hanya muncul pada diri remaja itu sendiri melainkan juga pada orangtua, guru dan masyarakat. Dimana dapat kita lihat seringkali terjadi pertentangan antara remaja dengan orangtua, remaja dengan guru bahkan dikalangan remaja itu sendiri. Mengapa hal ini bisa terjadi? Secara singkat dapat dijelaskan bahwa keberadaan remaja yang ada di antara dua persimpangan fase perkembanganlah (fase interim) yang membuat fase remaja penuh dengan kesukaran dan persoalan. Dapat dipastikan bahwa seseorang yang sedang dalam keadaan transisi atau peralihan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain seringkali mengalami gejolak dan goncangan yang terkadang dapat berakibat buruk bahkan fatal (menyebabkan kematian). Namun, pada dasarnya semua kesukaran dan persoalan yang muncul pada fase perkembangan remaja ini dapat diminimalisir bahkan dihilangkan, jika orangtua, guru dan masyarakat mampu memahami perkembangan jiwa, perkembangan kesehatan mental remaja dan mampu meningkatkan kepercayaan diri remaja.Persoalan paling signifikan yang sering dihadapi remaja sehari-hari sehingga menyulitkannya untuk beradaptasi dengan lingkungannya adalah hubungan remaja dengan orang yang lebih dewasa, terutama sang ayah, dan perjuangannya secara bertahap untuk bisa membebaskan diri dari dominasi mereka pada level orang-orang dewasa.

Seperti contoh yang diambil di masyarakat, remaja melakukan bunuh diri ketika ia hamil diluar nikah dan pasangannya pergi tanpa tanggung jawab. Ia mengalami tekanan karena harus menanggung malu dan merasa menjadi aib di keluarganya. Sehingga ia mengambil jalan pintas dan bunuh diri sebagai solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalahnya. Padahal kenyataannya itu bukan penyelesain masalah yang tepat, ia malah melakukan hal yang berdosa.

Psikologi Kesehatan Mental

Istilah kesehatan mental diambil dari konsep hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti kejiwaan. Kata mental memiliki persamaan makna dengan kata Psyche yang berasal dari bahasan Latin yang berarti psikis atau jiwa. Jaadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial). Menurut M. Jahoda, seorang pelopor gerakan kesehatan mental, kesehatan mental adalah kondisi seseorang yang berkaitan dengan penyesuaian diri yang aktif dalam menghadapi dan mengatasi masalah dengan mempertahankan stabilitas diri, juga ketika berhadapan dengan kondisi baru, serta memiliki penilaian nyata baik tentang kehidupan maupun keadaan diri sendiri.

DIMENSI PSIKOLOGIS KESEHATAN MENTAL
Aspek psikis manusia pada dasarnya merupakan satu kesatuan dengan sistem biologis, sebagai sub sistem dari eksistensi manusia, maka aspek psikis selalu berinteraksi dengan keseluruhan aspek kemanusiaan. Ada beberapa aspek psikis yang turut berpengaruh terhadap kesehatan mental, yaitu :

  • Pengalaman Awal
  • Kebutuhan Pemenuhan

Dalam berbagai penelitian ditemukan bahwa orang-orang yang mengalami gangguan mental, disebabkan oleh ketidakmampuan individu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan dasar yang tersusun secara hierarki, seperti kebutuhan biologis, kebutuhan rasa aman, meliputi kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri, pengetahuan keindahan dan kebutuhan aktualisasi diri.

sumber : http://blogkesehatanmental.wordpress.com/2011/03/29/definisi-kesehatan-mental/